PROBOLINGGO, bolinggonews.com –
Petik Laut adalah tradisi tahunan yang dilaksanakan oleh masyarakat pesisir, khususnya di Indonesia, untuk memanjatkan doa dan rasa syukur atas hasil laut yang diperoleh.
Biasanya diadakan di kawasan pantai, acara ini melibatkan prosesi seperti pemujaan terhadap dewa laut, serta perayaan dengan berbagai kegiatan budaya seperti arak-arakan, tarian, dan musik tradisional.
Petik Laut bertujuan untuk memohon perlindungan dari bahaya laut dan keberkahan dalam hasil tangkapan ikan.
Selain itu, tradisi ini juga menjadi ajang mempererat hubungan sosial antarwarga, sekaligus melestarikan kearifan lokal dan kebudayaan maritim yang ada di Indonesia.
Pelayan di Pulau Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo ini menggelar ritual tahunan, yang disebut dengan Petik Laut.
Zainudin, sebagai warga Pulau Gili menjelaskan, bahwa ritual petik laut ini sendiri merupakan agenda tahunan, yang rutin digelar oleh masyarakat setempat, yang sebagian besar, bermata pencaharian sebagai nelayan.
“Iya ini memeang agenda rutin tahunan yang diadakan oleh para nelayan dari Pulau Gili Ketapang, Kabupaten Probolinggo ini, segai bentuk rasa syukur atau dengan kata lain selamatan desa”terangnya. Pada rabu (13/11/2024).
Di acara petik laut ini sendiri, hampir seluruh penduduk Pulau Gili Ketapang, Kabupaten Probolinggo ini, menyediakan semacam sembahan berupa barang – barang yang dimilikinya.
“Seperti bumbu dapur, sembako, bahkan ada juga yang memberikan sesembahan berupa perhiasan, dan uang tunai, yang nantinya itu ditaruh di sebuah kapal kecil hasil dari bikinan warga gili ini sendiri, yang di bentuk sedemikian rupa, tanpa awak,” imbuhnya.
Setelah itu, mereka berbondong – bondong membawa sesembahan tersebut ke tengah laut, dan membiarkan sesembahan itu terombang ambing ombak.
Alhasil, tidak sedikit dari para nelayan maupun warga lain yang turut serta berebut sesembahan tersebut.”Kalau dulu memang ada warga Gili yang ikut berebut, kapal sesembahan itu, namun sekarang, kami sarankan untuk warga Pulau Gili ini tidak ikut berebut,”tuturnya.
Rangkaian ritual petik laut ini sendiri berlangsung selama dua hari, ada juga seperti hiburan rakyat seperti lengger, dan pentas gamelan adat madura lainnya, yang digelar di pulau terpencil di Kabupaten Probolinggo tersebut.
“Dengan digelarnya ritual tahunan petik laut ini, ami warga Pulau Gili, yang sebagian besar menggantungkan hidup sebagai nelayan, berharap keberkahan selalu menyertai, dan dijauhkan dari mara bahaya,” tandasnya.
Penulis : De
Editor : Nos
Sumber Berita : Bolinggonews.com