PROBOLINGGO, bolinggoNews.com – Di tengah denyut pagi Probolinggo yang baru saja dimulai, sebuah tenda sederhana menjadi magnet yang menarik perhatian banyak orang. Aneka kuliner pagi hari disajikan di sana, menggugah selera dan rasa penasaran setiap pengunjung.
Bukan sekadar warung biasa, inilah Tenda Pagi yang berlokasi di jalan Cokro Aminoto, kelurahan kanigaran, kota Probolinggo, sebuah inisiatif kuliner yang menjanjikan sarapan lezat serba Rp10.000, sekaligus menjadi panggung bagi mimpi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal.
“Awalnya kami ingin masyarakat Probolinggo ramai di pagi hari, Probolinggo hidup di pagi hari,” ujar Tegar Arale, pemilik Tenda Pagi.
Terinspirasi dari denyut kehidupan di kota-kota besar, Tegar membawa semangat kebangkitan ekonomi di dunia kuliner pagi hari ke jalanan Probolinggo. Konsep Tenda Pagi jauh melampaui sekadar tempat makan.
Ini adalah sebuah dapur kolektif yang saat ini telah menampung hampir 50 UMKM.
“Target kita ke depannya bakal sampai 100 UMKM,” ungkap Tegar penuh optimisme.
Para pelaku UMKM ini tidak perlu repot mencari lapak atau menyewa tempat yang mahal. Mereka cukup menitipkan produknya di Tenda Pagi.
Sebagai imbalannya, Tenda Pagi hanya mengambil untung Rp1.000 per item yang terjual. Tegar dan timnya menanggung biaya sewa tempat, yang saat ini masih mereka kontrak dari pemilik angkringan.

Saat ini, hidangan yang mendominasi lapak adalah makanan berat, mulai dari aneka nasi, seperti nasi bento dan nasi tiwul.
Namun, visi Tenda Pagi sangatlah luas.
“Nanti ke depannya bakal menyeluruh, dari kue tradisional, kue kekinian, makanan tradisional, nasi-nasi tradisional, sampai nasi-nasi kekinian,” jelas Tegar.
Menjaga kualitas produk dari puluhan UMKM tentu bukan perkara mudah. Aktivitas kuliner pagi hari di Tenda Pagi menerapkan standar kurasi yang ketat sebelum sebuah produk boleh dijual.
“Kita coba dulu masakannya, kalau approve kita masukkan. Kalau misal kurang, kita kritik dulu, kita suruh benahi dulu, kita evaluasi dulu, biar rasa dan estetikanya terjaga,” jelas Tegar tentang proses kurasi yang mereka lakukan.
Setiap UMKM diperbolehkan menitipkan maksimal tiga produk, sementara UMKM lama yang sudah bergabung sejak awal mendapat kelonggaran hingga lima produk.
Meskipun sudah muncul beberapa inisiatif serupa di Probolinggo, Tenda Pagi yang dikelola Tegar tampak paling ramai. Ke depannya, Tegar berencana melebarkan sayap dengan membuka cabang lain di daerah Kecamatan Mayangan.
Harapan terbesar Tegar sederhana: membantu pelaku UMKM yang berpotensi namun terkendala modal atau tempat.
“Membantu pelaku UMKM yang enggak bisa jualan tapi punya produk. Kita bareng-bareng kembangkan produk itu,” tutupnya, menggambarkan semangat kolaborasi yang menjadi pondasi utama Tenda Pagi.
Ratna, salah satu pelanggan Tenda Pagi, mengaku sangat terbantu. Kebutuhan sarapan keluarganya kini terpenuhi tanpa repot, berkat kuliner pagi hari yang tersedia di sana.
“Kami merasa terbantu sekali, karena biasanya tiap pagi harus menyiapkan sarapan untuk suami dan anak sekolah. Jadi, kami langsung beli di sini.
Selain menunya lengkap, harganya juga terjangkau,” ungkap Ratna.
Penulis : Id
Editor : Nos
Sumber Berita : Bolinggonews.com









