PROBOLINGGO,bolinggoNews.com – Dalam menghadapi tantangan kelangkaan dan degradasi kualitas air, konservasi sumber mata air mendesak untuk segera ditingkatkan melalui strategi komprehensif.
Menyikapi hal itu DLH kota Probolinggo menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Pentingnya Mata Air untuk Mencegah Dampak Perubahan Iklim. Kamis (6/12/25).
Acara yang digelar di Sumber mata air kampung Gayam, kelurahan Pilang itu dihadiri Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Timur, Dr. Nurkholis dan kepala DLH kota Probolinggo Retno Wandansari beserta undangan dari unsur masyarakat.
Retno Wandansari, menegaskan pentingnya kolaborasi dan perlindungan terhadap sumber-sumber mata air di wilayahnya.
Ia juga menekankan bahwa kolaborasi dari para pemangku kepentingan (Stakeholder) sangatlah krusial dan perlu ditingkatkan.
“Kami berharap ada upaya bersama untuk melakukan perlindungan mata air sesuai peran masing-masing. Ini adalah tanggung jawab kolektif,” ujarnya.
Mengenai pengembangan ekonomi, Retno melihat potensi besar dalam pengembangan wisata mata air untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sekaligus menumbuhkan kesadaran akan pentingnya keberadaan mata air.
ia memberikan catatan tegas, Pengembangan wisata tidak boleh meninggalkan aspek lingkungan. Pengelolaan sampah, kebersihan lingkungan, serta kelestarian dan debit air harus tetap terjaga.
DLH mendorong agar setiap kegiatan yang diselenggarakan di wilayah mata air menerapkan prinsip less waste event (acara minim sampah).
Selain itu, aksi nyata berupa penanaman bibit tanaman yang berfungsi menyimpan air harus digencarkan, seperti pohon gayam, sukun, beringin, bambu, dan jenis tanaman konservasi air lainnya.
Secara khusus, Retno Wandansari juga menyampaikan rencana strategis terkait potensi lokal.
“Untuk lokasi RW 1 Kelurahan Pilang, di mana Mata Air Gayam menjadi salah satu potensinya, kami akan mengajukan wilayah tersebut menjadi ProKlim Lestari pada tahun 2026,” jelasnya.
Harapannya, lokasi ini dapat menjadi kampung percontohan yang melaksanakan aksi-aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim secara berkelanjutan.
“Kami menargetkan agar Pilang dapat memberikan perubahan lingkungan yang positif, utamanya pada pengolahan sampah, sekaligus meningkatkan ekonomi bagi masyarakat setempat,” pungkas Retno.
Penulis : Id
Editor : Nos
Sumber Berita : Bolinggonews.com









