PROBOLINGGO,BolinggoNews.com – Upaya memperkuat semangat toleransi dan menangkal penyebaran paham radikalisme kembali digaungkan di Kota Probolinggo.
Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur bersinergi dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengumpulkan tokoh masyarakat dalam kegiatan bertajuk
“Tokoh Masyarakat Probolinggo Bersinergi Menyemai Toleransi, Menangkal Radikalisme di Jawa Timur,” pada Jumat (7/11/2025).
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Probolinggo, Dr. Rey Suwignyo, yang mewakili Wali Kota Probolinggo.
Hadir pula Ketua Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Probolinggo, Son Haji, Ketua FKPT Jawa Timur, serta perwakilan dari Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kota Probolinggo.
Dalam sambutannya, Dr. Rey Suwignyo menegaskan pentingnya kolaborasi lintas elemen masyarakat untuk menjaga keamanan dan ketenteraman daerah.
“Menjaga Probolinggo tetap damai dan bebas dari paham intoleran adalah tugas kita bersama. Sinergi antara pemerintah, tokoh agama, dan masyarakat menjadi kunci utama,” ujar Dr. Rey.
Di sisi lain, FKPT memaparkan data yang menunjukkan bahwa ancaman radikalisme kini masif di dunia maya. Sepanjang tahun 2024, tercatat 180.954 konten bermuatan radikalisme, intoleransi, dan ekstremisme beredar di berbagai platform media sosial, khususnya Instagram dan Facebook.
Fenomena ini menegaskan bahwa ruang digital merupakan medan utama yang memerlukan pengawasan bijak melalui literasi dan kesadaran publik.
Sesi diskusi menghadirkan dua pakar, Prof. Dr. Mamluatul Faidah dan Dr. H. Muhammad Fahmi, M.Hum., M.Pd. Mereka mengupas tuntas topik Memahami Potensi Intoleransi dan Radikalisme di Sekitar Kita serta “Menebar Toleransi, Mencegah Radikalisme.
Kedua narasumber menjelaskan bahwa radikalisme bukan sekadar ide, melainkan sebuah proses yang berkembang bertahap.
Mereka menekankan bahwa paham ini memiliki potensi besar mengancam stabilitas sosial apabila tidak dicegah sejak dini.
Para pakar juga mengingatkan bahwa perempuan, anak-anak, dan remaja merupakan kelompok yang paling rentan terpapar ideologi radikal.
Oleh karena itu, langkah-langkah strategis seperti literasi digital, pendidikan karakter berbasis Pancasila, serta pelibatan aktif masyarakat menjadi benteng ideologis bangsa.
Kegiatan ini ditutup dengan ajakan kepada seluruh peserta untuk berperan aktif menjadi agen perdamaian dan toleransi di lingkungannya masing-masing, sebagai wujud nyata menjaga keutuhan NKRI dan keharmonisan sosial di Jawa Timur, khususnya di Kota Probolinggo.
Penulis : De
Editor : Nos
Sumber Berita : Bolinggonews.com









