PROBOLINGGO,bolinggoNews.com – Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Probolinggo menegaskan komitmennya untuk melestarikan budaya dan meningkatkan kesejahteraan perajin lokal melalui penguatan strategi branding batik daerah.
Hal ini diungkapkan Ketua Dekranasda Kota Probolinggo, dr. Evariani Aminuddin, saat menghadiri Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Dekranasda Provinsi Jawa Timur di Surabaya, Kamis (13/11).
Rakerda yang dihadiri seluruh ketua dan pengurus Dekranasda kabupaten/kota se-Jawa Timur ini menjadi forum strategis untuk menyusun arah kebijakan pengembangan industri kreatif berbasis kerajinan di Jawa Timur.
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, dalam arahannya, menekankan pentingnya kolaborasi dan komitmen bersama dalam mengakselerasi pertumbuhan Industri Kecil dan Menengah (IKM) serta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
“Mempercepat pertumbuhan IKM dan UMKM memerlukan penguatan kapasitas, inovasi produk, dan yang paling krusial, optimalisasi pemasaran digital,” ujar Wagub Emil Dardak.
Fokus utama pembahasan dalam Rakerda ini adalah strategi branding batik daerah yang mencakup dua pendekatan kunci: Indikasi Geografis (IG) dan Communal Branding.
Indikasi Geografis (IG): Ini adalah bentuk perlindungan hukum untuk produk yang memiliki karakteristik khas berdasarkan asal geografisnya. Penerapan IG penting untuk melindungi produk lokal, menjaga kualitas, dan melestarikan budaya daerah.
Communal Branding: Strategi kolektif ini bertujuan memperkuat identitas batik melalui motif, filosofi, dan cerita bersama komunitas pembatik. Pendekatan ini diharapkan dapat menambah nilai dan daya tarik batik Jawa Timur di pasar nasional dan global.
Ketua Dekranasda Kota Probolinggo, dr. Evariani Aminuddin, menyambut baik konsep yang dibahas.
Menurutnya, konsep ini sejalan dengan komitmen Dekranasda Kota Probolinggo untuk melestarikan budaya sekaligus meningkatkan kesejahteraan perajin.
“Dekranasda bukan hanya wadah bagi para perajin, tetapi juga motor penggerak ekonomi kreatif daerah,” tegas dr. Evariani, yang juga merupakan istri Wali Kota Probolinggo.
Ia hadir dalam Rakerda didampingi Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker), Retno Fajar Winarti. Untuk mencapai tujuan tersebut, Dekranasda Kota Probolinggo berfokus pada:
- Pelatihan dan Pendampingan bagi perajin.
- Penguatan Strategi Pemasaran Digital.
“Kami ingin memastikan produk-produk lokal Kota Probolinggo dapat dikenal lebih luas dan memiliki daya saing tinggi,” ungkap dr. Eva.
Ia menambahkan, tantangan industri kerajinan saat ini adalah adaptasi terhadap digitalisasi. Pendekatan communal branding dinilai sangat relevan.
“Melalui pendekatan ini, kita tidak hanya menjual produk, tapi juga menghadirkan cerita, nilai, dan kebanggaan daerah. Inilah yang membuat produk lokal memiliki ruh dan daya tarik tersendiri,” pungkasnya.
Rakerda juga memuat pemaparan Program Kerja Dekranasda Provinsi Jawa Timur Tahun 2025 dan 2026 oleh Agus Budi Purnomo dari Disperinaker Provinsi Jatim, serta peran Dekranasda dalam mendukung kebijakan pemberdayaan KUKM dan pengembangan ekosistem ekonomi kreatif yang berdaya saing oleh Rio Patria dari Bappeda Provinsi Jatim.
Melalui partisipasi dalam Rakerda ini, Dekranasda Kota Probolinggo berkomitmen untuk memperkuat kolaborasi Pentahelix antara pemerintah, perajin/pelaku UMKM, akademisi, dan sektor industri.
Sinergi ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif yang berkelanjutan dan membawa kebanggaan bagi masyarakat Kota Probolinggo.
Penulis : De
Editor : Nos
Sumber Berita : Bolinggonews.com









