PROBOLINGGO, bolinggoNews.com – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggelar Penganugerahan Apresiasi Program Komunitas untuk Iklim (ProKlim) Tahun 2025 di Jakarta pada 1 Desember 2025.
Acara ini merupakan bentuk pengakuan tertinggi atas peran aktif masyarakat dan pemerintah daerah dalam upaya pengendalian perubahan iklim di tingkat tapak.
Menteri LHK, Hanif Faisol Nurofiq, dalam sambutannya menegaskan bahwa ProKlim adalah pilar utama dalam memperkuat ketahanan iklim nasional sekaligus upaya nyata untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) di Indonesia.
“Aksi komunitas, dari desa hingga kota, bukan hanya sekadar program. Ini adalah gerakan kolektif yang menjadi fondasi bagi kita untuk mencapai target kontribusi yang ditetapkan secara nasional (NDC),” ujar Menteri Hanif.
ProKlim bertujuan mendorong keterlibatan masyarakat dan pemerintah daerah dalam dua ranah utama: adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan mitigasi emisi GRK.
Hingga tahun 2025, program ini telah mencatatkan pertumbuhan signifikan, dengan total 1.327 lokasi terdaftar yang tersebar di tingkat RW, dusun, kelurahan, dan desa di 33 provinsi di Indonesia.
Aksi adaptasi yang dilakukan komunitas meliputi pengelolaan sumber daya air berbasis kearifan lokal, pengembangan sistem ketahanan pangan lokal, dan pencegahan risiko bencana berbasis komunitas.
Sementara itu, aksi mitigasi berfokus pada pengelolaan sampah terpadu (seperti bank sampah dan komposting), pengembangan energi terbarukan skala kecil (misalnya biogas dan panel surya), serta kegiatan penghijauan dan konservasi.
Apresiasi ini diserahkan kepada para pelaksana/masyarakat, pemerintah daerah, pembina, serta lembaga pendukung yang telah menunjukkan kinerja luar biasa.
Di kancah daerah, apresiasi ini disambut hangat oleh Pemerintah Kota Probolinggo, di mana dua komunitas berhasil meraih penghargaan tertinggi. RW 04 Jrebeng Lor mendapat Trophy ProKlim Utama, dan RW 02 Mayangan memperoleh Sertifikat ProKlim Utama.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Probolinggo, Retno Wandansari, menjelaskan bahwa dasar penilaian apresiasi ProKlim adalah upaya dan partisipasi aktif dari komunitas dalam kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di tingkat tapak.
“Penilaian juga mencakup adanya kelembagaan yang kuat dan program yang berkelanjutan selama lebih dari empat tahun, meliputi pengelolaan sampah, penanaman pohon, ketahanan pangan, dan konservasi,” tambah Retno.
Pihak DLH memiliki berbagai kegiatan yang mendukung program iklim, di antaranya pendampingan pengolahan sampah, pembinaan Bank Sampah, pembuatan Biopori, Bimbingan Teknis Pengolahan Sampah Organik dengan komposter POC, serta peningkatan kapasitas dan pendampingan pengisian Sistem Registri Nasional (SRN).
Menteri LHK berharap inisiatif ProKlim dapat terus dikembangkan.
“Kami berharap aksi mitigasi yang dilakukan masyarakat ini ke depannya dapat memiliki nilai ekonomi yang terukur melalui mekanisme sertifikat pengurangan emisi karbon.
Aksi-aksi kecil kolektif ini, jika dikalikan, akan menjadi lompatan besar dan warisan berharga bagi generasi mendatang,” tutup Menteri Hanif.
Senada dengan itu, Retno Wandansari menyampaikan harapannya agar lokasi-lokasi yang sudah mendapatkan apresiasi ProKlim dapat menjadi contoh dan semangat bagi lokasi lainnya, serta bisa menularkan kegiatan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
“Semakin banyak jumlah RW yang menjadi ProKlim di Kota Probolinggo, maka akan sangat mendukung dalam mewujudkan Kota Probolinggo yang Berketahanan Iklim,” pungkasnya.
Penulis : De
Editor : Nos
Sumber Berita : Bolinggonews.com









