Diskusi Ansor Kota Probolinggo Menguji Integritas Sejarah Soeharto

- Jurnalis

Senin, 17 November 2025 - 21:51 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ketua Ansor Kota Probolinggo, Salamul Huda saat acara diskusi.

Ketua Ansor Kota Probolinggo, Salamul Huda saat acara diskusi.

PROBOLINGGO, bolinggoNews.com – Penganugerahan gelar pahlawan nasional bagi Presiden Ke-2 RI Soeharto kembali mencuat ke permukaan publik.

Perdebatan mengenai dwitunggal peran Soeharto sebagai Bapak Pembangunan sekaligus sosok yang menyisakan catatan kelam sejarah Orde Baru dibedah dalam diskusi publik yang diselenggarakan oleh Pengurus Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Probolinggo.

Perdebatan mengenai kepahlawanan Soeharto tumpah ruah dalam Diskusi Publik Kepahlawanan yang digagas PC GP Ansor Kota Probolinggo, Senin (17/11/2025).

Mengambil tema Antara Bapak Pembangunan dan Gelar Pahlawan acara di Café Asyiq, Probolinggo, ini berhasil memicu dinamika kritis dari berbagai kubu, melibatkan akademisi, aktivis, hingga mahasiswa.

Di hadapan audiens yang memadati kafe, pembelaan atas jasa Soeharto disampaikan Harmoko.

Ia memaparkan 32 tahun kepemimpinan Soeharto sebagai cetak biru pembangunan yang tak terbantahkan, meliputi stabilitas politik, keberhasilan swasembada pangan, hingga masifnya pembangunan infrastruktur desa dan industri.

Baca Juga :  Satlantas Polres Probolinggo Kota Cek Kelayakan Armada Bus Jelang Nataru

”Pencapaian yang mulia tersebut layak menjadi pertimbangan kuat bagi penganugerahan gelar kepahlawanan,” tegasnya.

Namun, pandangan kritis diangkat oleh generasi muda, diwakili Dedi Bayu Angga. Angga menyoroti sisi gelap sejarah, terutama noda Orde Baru terkait pengekangan demokrasi, pelanggaran hak asasi manusia (HAM), dan pembatasan kebebasan sipil.

Menurut Angga, gelar pahlawan mustahil diberikan tanpa integritas sejarah yang utuh dan jujur. ”Bangsa ini harus jujur menilai, bukan sekadar memuliakan,” ujarnya.

Ketua Ansor Kota Probolinggo, Salamul Huda kemudian mencoba mengambil peran penengah, melihat sosok Soeharto sebagai dwitunggal, keberhasilan pembangunan yang luar biasa dan kekurangan yang tak terhindarkan dalam konteks kepemimpinan otoriter.

Ia mengingatkan agar generasi saat ini tidak terjebak dalam perangkap glorifikasi buta (pemujaan) maupun demonisasi (penghukuman). Sejarah, katanya, harus dibaca secara dewasa dan proporsional.

Baca Juga :  Satpol-PP Razia Tempat Karaoke Liar, 10 Pemandu Lagu Diamankan

Ketua PW GP Ansor Jawa Timur H. Musaffa Safril menggeser fokus perdebatan ke aras yang lebih tinggi, yakni rekonsiliasi kebangsaan. Safril menekankan bahwa bangsa besar adalah yang mampu memaafkan, namun tidak boleh melupakan.

Diskusi ini, menurutnya, harus menjadi jembatan dialog alih-alih jurang polarisasi baru.

”Jika bangsa ini mampu menempatkan jasa dan kekurangan secara proporsional, maka pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto dapat menjadi simbol kedewasaan kolektif,” kata Safril.

Pada akhirnya, para narasumber mencapai kompromi elegan, Gelar pahlawan dapat diterima sebagai langkah rekonsiliasi, asalkan bangsa tetap konsisten memelihara ingatan sejarah.

GP Ansor Kota Probolinggo telah menunjukkan bahwa anugerah kepahlawanan Soeharto bukan lagi sekadar persoalan gelar, tetapi bagian krusial dari proses pendewasaan dan literasi sejarah kebangsaan Indonesia.

Penulis : De

Editor : Nos

Sumber Berita : Bolinggonews.com

Berita Terkait

Gugatan Warga Ledhokombo Probolinggo, Sengketa Jalan Desa Rp 227 juta Tak Kunjung Usai
DPR Gelar Uji Kelayakan Calon KY Usulan Presiden Prabowo
Operasi Zebra Semeru Kota Probolinggo Sasar Tujuh Pelanggaran Fatal Ini !
Daftar Lengkap 32 Tim Negara Lolos Piala Dunia 2026: Portugal & Norwegia Amankan Tiket!
Ribuan Penonton Serbu Atraksi Sapi Brujul Probolinggo, Dispopar Targetkan Wisman
Meriah! Pro Night Culture Festival Kota Probolinggo 2025 Jadi Ikon Budaya Baru, Ribuan Warga Tumpah Ruah
DPR Desak Presiden Prabowo: Tarik Polisi Aktif dari Jabatan Sipil, Patuhi Putusan MK !
Jalan Desa di Probolinggo Jadi Sungai Lumpur, Begini Respon LSM LIRA dan DPRD 
Berita ini 7 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 17 November 2025 - 21:51 WIB

Diskusi Ansor Kota Probolinggo Menguji Integritas Sejarah Soeharto

Senin, 17 November 2025 - 18:57 WIB

Gugatan Warga Ledhokombo Probolinggo, Sengketa Jalan Desa Rp 227 juta Tak Kunjung Usai

Senin, 17 November 2025 - 13:23 WIB

DPR Gelar Uji Kelayakan Calon KY Usulan Presiden Prabowo

Senin, 17 November 2025 - 10:23 WIB

Operasi Zebra Semeru Kota Probolinggo Sasar Tujuh Pelanggaran Fatal Ini !

Senin, 17 November 2025 - 08:23 WIB

Daftar Lengkap 32 Tim Negara Lolos Piala Dunia 2026: Portugal & Norwegia Amankan Tiket!

Berita Terbaru

Gedung DPR RI jakarta

Berita

DPR Gelar Uji Kelayakan Calon KY Usulan Presiden Prabowo

Senin, 17 Nov 2025 - 13:23 WIB