PROBOLINGGO,bolinggoNews.com – Maraknya isu gangster dan geng motor di Kota Probolinggo, yang anggotanya didominasi oleh remaja atau pelajar, telah menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PPPA) Kota Probolinggo, Madihah menegaskan bahwa penanganan kerentanan sosial seperti geng motor, kenakalan remaja, dan kasus bullying tidak dapat diselesaikan secara tunggal.
Madihah menjelaskan bahwa strategi utama yang diterapkan adalah koordinasi lintas sektor dengan berbagai instansi terkait.
“Kita tidak bisa berdiri sendiri sebagai Dinsos PPPA. Kita biasanya mengajak, terutama dari kepolisian, karena isu ini bisa jadi berakar dari kenakalan remaja dan lain sebagainya,” jelasnya.
Dinsos PPPA memiliki kewenangan untuk melaksanakan langkah-langkah penanganan melalui beberapa bentuk koordinasi:
Pencegahan dan Penertiban Lapangan: Bekerja sama dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Kepolisian untuk melakukan razia-razia sebagai upaya preventif
Aspek Kesehatan dan Narkoba: Melibatkan Dinas Kesehatan (Dinkes) karena masalah penyalahgunaan narkoba seringkali menjadi salah satu penyebab utama di balik kenakalan remaja.
Selain upaya pencegahan di lapangan, Dinsos PPPA juga memfokuskan program pada rehabilitasi dan pendampingan bagi para korban. Untuk tujuan ini, Dinsos mengaktifkan layanan Puspa Ga (Pusat Pelayanan Keluarga).
“Ketika ada korban bullying di sekolah, atau korban kenakalan remaja, itu biasanya kita kerja sama dengan guru-guru dan sekolah-sekolah untuk bisa kita konsultasikan di Puspa Ga. Dan itu gratis,” tambahnya.
Layanan Puspa Ga ini menawarkan terapi dan pendampingan yang ditujukan secara khusus kepada korban-korban bullying dan kenakalan remaja, yang ditetapkan sebagai sasaran utama dalam program Dinsos PPPA.
Penulis : De
Editor : Nos
Sumber Berita : Bolinggonews.com









